Everton memulai babak baru dengan menunjuk David Moyes sebagai manajer untuk kedua kalinya pada 11 Januari lalu. David Moyes menggantikan Sean Dyche yang dipecat saat klub hanya unggul satu poin di atas zona degradasi. Di bawah Moyes, The Toffees berhasil finis di posisi ke-13. Hasil ini membuat mereka jauh dari ancaman degradasi dengan selisih 23 poin dari tiga tim terbawah.
Setelah beberapa tahun penuh gejolak, kembalinya Moyes, masuknya pemilik baru, dan rencana pindah ke stadion berkapasitas 52.888 kursi di Bramley-Moore Dock memberi harapan segar bagi masa depan klub.
Kini, dengan semangat baru di segala lini, Everton memasuki jendela transfer musim panas pertama di bawah kendali Friedkin Group. Mereka merupakan pemilik baru yang mengakuisisi klub senilai lebih dari £400 juta pada Desember lalu. Menurut analis keuangan sepak bola Kieran Maguire, Everton diperkirakan memiliki anggaran transfer sekitar £50-100 juta. Angka tersebut mengalami lonjakan signifikan dibanding empat musim terakhir. Sebelumnya mereka hampir tidak melakukan belanja pemain, bahkan meraih keuntungan bersih £85,5 juta dari penjualan pemain.
BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Ganggu Kelancaran Piala Dunia Antarklub 2025
PEMBATASAN ANGGARAN
Pembatasan anggaran tersebut adalah akibat dari kesalahan manajemen keuangan yang berujung pada pelanggaran Peraturan Keuntungan dan Keberlanjutan (PSR). Akibarnta Everton terkena sanksi pengurangan poin, dan situasi nyaris terdegradasi. Everton kini harus belajar dari masa lalu, terutama dalam hal efisiensi transfer.
Selama hampir sembilan tahun kepemilikan Farhad Moshiri (sejak 2016), kebijakan transfer yang tidak terarah dan pergantian tujuh manajer berbeda membuat Everton boros dalam biaya transfer dan gaji pemain. Contoh terbaru, kepergian Abdoulaye Doucouré yang menolak perpanjangan kontrak pada Mei lalu. Hal ini menambah daftar pemain mahal yang pergi tanpa memberikan keuntungan. Totalnya, delapan pemain dengan nilai transfer minimal £20 juta telah hengkang dengan kerugian mencapai £188 juta.
Jika Michael Keane—bek yang dibeli dari Burnley seharga £25 juta pada 2017—juga pergi dengan status bebas transfer musim panas ini, kerugian Everton bisa melampaui £200 juta.
Mantan gelandang Everton Leon Osman mengkritik hal ini: “Ini bukan situasi ideal ketika Anda mengeluarkan banyak uang tapi tidak mendapatkan hasil apa pun. Sepuluh tahun terakhir memang sulit dalam hal membeli dan menjual pemain secara menguntungkan. Tapi jumlah uang yang terbuang untuk pemain yang akhirnya pergi begitu saja sangat besar.”
Ke depan, Everton harus lebih cermat dalam merekrut pemain dan memastikan setiap pembelian memberikan nilai tambah, baik di lapangan maupun dari sisi finansial. Dengan sumber daya yang lebih stabil di bawah Friedkin Group dan kepemimpinan Moyes, The Toffees berpeluang membangun tim yang kompetitif tanpa mengulangi kesalahan masa lalu.