Generasi Emas Tenis Berkumpul untuk Penghormatan Terakhir kepada Nadal

Suasana haru menyelimuti Lapangan Philippe Chatrier saat empat legenda tenis Rafael Nadal, Roger Federer, Novak Djokovic, dan Andy Murray berdiri bersama. Ini untuk pertama kalinya dalam lama. Momen ini menjadi penutup simbolis bagi era keemasan tenis pria, di mana mereka saling bersaing sekaligus saling mengangkat selama hampir dua dekade.

Dalam pidato emosionalnya, Nadal mengungkapkan bagaimana waktu telah mengubah dinamika hubungan mereka—dari rivalitas sengit menjadi ikatan persahabatan yang dalam.

“Setelah bertahun-tahun berjuang untuk segalanya, sungguh tidak dapat dipercaya bagaimana waktu dapat mengubah perspektif banyak hal,” katanya, suaranya bergetar. “Semua rasa gugup, tekanan, perasaan aneh ketika Anda bertemu satu sama lain saat Anda menjadi rival, semuanya benar-benar berbeda ketika Anda menyelesaikan karier Anda.”

Ia menambahkan, “Kami membangun persaingan yang luar biasa, tetapi menurut saya dalam hal yang baik, kami berjuang keras untuk meraih gelar, tetapi tetap menjadi rekan kerja yang baik dan saling menghormati satu sama lain.”

Reuni yang Penuh Kejutan

Federer, yang pensiun lebih dulu pada 2022, tiba dengan senyum khasnya dan memeluk Nadal erat—mengingatkan pada momen serupa saat mereka berdua menangis di Laver Cup. Djokovic, yang baru saja memenangkan gelar ke-100 di Roma, menyempatkan diri datang meski dengan jadwal padat. Sementara Murray, yang sempat dikira hadir sebagai pelatih Djokovic, justru membuat kejutan dengan kehadirannya.

“Saya tidak tahu mereka akan ada di sini—tetapi saya bisa membayangkan mereka akan datang,” akui Nadal. “Agenda orang-orang terkadang sulit. Namun, tentu saja mereka tahu bahwa [kehadiran mereka] akan membuat hari itu sangat istimewa bagi saya.”

BACA JUGA: Mohamed Salah Torehkan Sejarah di Perayaan Besar Anfield

Murray: “Rekornya Tak Akan Terpecahkan”

Murray, yang dikenal dengan selera humornya, berbagi cerita lucu tentang hubungannya dengan Nadal. “Setelah Arsenal mengalahkan Real Madrid [di Liga Champions], saya mengirimi Rafa pesan,” katanya sambil tertawa. Nadal membalas dengan mengungkap isi pesan itu: “Hai Rafa, saya sudah lama tidak berbicara denganmu—hanya ingin bertanya apakah kamu baik-baik saja.”

Tapi di balik candaan, Murray menyimpan kekaguman mendalam. “Apa yang ia capai sungguh menakjubkan, terutama di sini,” ujarnya. “Rekor 14 gelar Roland Garros-nya? Saya sangat, sangat terkejut jika itu bisa dipecahkan.”

Acara ini bukan sekadar perpisahan untuk Nadal, tetapi juga perayaan atas warisan Empat Besar yang telah mengubah wajah tenis. Dari duel epik Federer-Nadal di Wimbledon 2008, dominasi Djokovic di Grand Slam, hingga kegigihan Murray melawan cedera—mereka telah memberi fans cerita tak terlupakan.

Ketika keempatnya berdiri berjajar, sorak-sorai penonton mengingatkan betapa beruntungnya dunia tenis menyaksikan era mereka. Seperti kata Nadal, “Ini tentang lebih dari sekadar trofi. Ini tentang menghormati permainan, dan satu sama lain.”

Dan dengan itu, tirai pun ditutup—dengan air mata, tawa, dan kenangan yang akan hidup selamanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru