PSSI telah membuat langkah strategis dengan menunjuk legenda sepak bola Belanda keturunan Indonesia, Simon Tahamata, sebagai Kepala Pemandu Bakat Nasional. Penunjukkan ini menandai babak baru dalam upaya sistematis mencari dan mengembangkan bakat-bakat sepak bola Indonesia menuju Piala Dunia 2026.
Misi Besar di Tangan Sang Legenda
Simon Tahamata bukan nama asing di dunia sepak bola Eropa. Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun sebagai pemain dan pelatih akademi di klub-klub top seperti Ajax Amsterdam dan Standard Liege, ia membawa segudang pengetahuan tentang pengembangan pemain muda.
“Pertama, terima kasih atas semua pesan baik yang saya terima. Saya menantikan bekerja sama dengan pelatih Patrick Kluivert dan staf teknis lainnya di Indonesia,” ujar Tahamata yang akan tiba di Indonesia akhir Mei ini.
Jejak Karir yang Menginspirasi
Karier Tahamata layak dijadikan panutan:
- 3 gelar Liga Belanda dan 1 Piala KNVB bersama Ajax
- 2 gelar Liga Belgia dan 1 Piala Belgia bersama Standard Liege
- 22 caps bersama Timnas Belanda
- Pelatih akademi di Ajax selama 20 tahun
Baru-baru ini, Ajax memberikan penghormatan khusus padanya dengan spanduk “Oom Simon, Terima Kasih” di Johan Cruyff Arena – bukti betapa dihormatinya sosok ini di dunia sepak bola.
BACA JUGA: Momen Pahit Manis di Balik Kemenangan Tottenham: Drama Medali yang Hilang
Strategi Pencarian Bakat Holistik
Sebagai Head of Scouting, Tahamata akan:
- Membangun sistem identifikasi bakat terpadu
- Memaksimalkan potensi diaspora Indonesia di Eropa
- Bekerja sama dengan staf pelatih asing untuk standarisasi pelatihan
- Mengintegrasikan akademi lokal dengan standar Eropa
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan, “Pengalaman Simon dalam pengembangan pemain muda akan menjadi aset berharga dalam perjalanan kami menuju panggung dunia.”
Tantangan ke Depan
Tahamata akan menghadapi beberapa tantangan utama:
- Membangun jaringan scout dari Sabang sampai Merauke
- Menyamakan persepsi perkembangan pemain muda di seluruh Indonesia
- Menjembatani kesenjangan kualitas antara bakat lokal dan standar internasional
Dengan pengalamannya membina pemain muda di Ajax yang terkenal dengan akademinya, harapan besar tertumpu pada Tahamata untuk menciptakan sistem pencarian bakat berkelas dunia di Indonesia.
Ini bukan sekadar penunjukan biasa, tapi langkah revolusioner PSSI dalam membangun sepak bola Indonesia dari akar rumput. Mampukah Simon Tahamata menjadi katalis perubahan yang dinanti-nantikan? Waktu yang akan menjawab.