Pep Guardiola memberikan penghormatan tinggi kepada Kevin De Bruyne yang akan segera meninggalkan Manchester City. Ia pun menempatkannya sebagai pengumpan terbaik kedua yang pernah ia latih—hanya di bawah Lionel Messi.
“Yang pertama adalah Messi,” kata Pep Guardiola. “Dan dua lainnya, coba saya pikirkan… Baiklah, saya tempatkan Kevin di urutan kedua.”
Kevin De Bruyne, yang akan bermain untuk terakhir kali di Etihad melawan Bournemouth, telah menjadi tulang punggung kesuksesan City selama sembilan tahun terakhir. Di bawah Guardiola, gelandang Belgia itu memenangkan enam gelar Liga Premier dan satu Liga Champions, dengan statistik mengesankan: 0,5 assist dan 3,6 peluang diciptakan per 90 menit—lebih tinggi daripada Xavi, Iniesta, dan David Silva.
“Messi adalah yang terbaik yang pernah saya lihat karena Messi telah melakukannya sangat, sangat dekat dengan kotak penalti, tetapi Kevin ada di sana,” tambah Guardiola. “Statistik, gol, assist, yang ia berikan kepada tim di sepertiga akhir dan bakatnya sangat luar biasa.”
BACA JUGA: Kebangkitan Emma Raducanu, Sinyal Positif Menuju Roland Garros
MUSTAHIL
Dengan kepergian De Bruyne, City dikabarkan tertarik pada Florian Wirtz (Bayer Leverkusen) dan Morgan Gibbs-White (Nottingham Forest) untuk mengisi kekosongan kreatif di lini tengah. Namun, Guardiola mengakui bahwa menemukan pengganti yang setara akan sangat sulit.
“Ada pemain yang benar-benar sangat sulit karena berbagai alasan, kami tahu itu,” ujarnya. “Tetapi musim yang telah kami lalui adalah musim yang telah kami lalui—kami tidak dapat menyangkalnya. Tentu saja kami harus terus maju.”
Meski akurasi umpan De Bruyne (82,4%) lebih rendah dibanding Messi, Xavi, atau Iniesta, hal itu disebabkan oleh sifat permainannya yang lebih berani di area final ketiga. Guardiola menegaskan bahwa kombinasi produktivitas dan visinya menjadikannya salah satu pemain terbaik dalam sejarah klub.
“Itu unik, itulah sebabnya dia menjadi salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki klub ini sepanjang sejarah,” puji Guardiola. “Ini adalah kata-kata yang sangat, sangat hebat karena dia adalah pemain yang istimewa.”
Pertandingan melawan Bournemouth akan menjadi penutup karier De Bruyne di City. Fans dan rekan setimnya pasti akan merindukan momen-momen ajaibnya—mulai dari umpan-umpan tajam hingga gol-gol spektakuler dari luar kotak penalti.
Bagi Guardiola, De Bruyne bukan sekadar pemain hebat, tapi juga simbol dari dominasi City di sepak bola Inggris dan Eropa. Kini, tantangan baru menanti: mencari penerus yang bisa meneruskan warisannya.