Di tengah hiruk-pikuk kota Asuncion, Paraguay, Kongres FIFA ke-75 berlangsung dengan atmosfer yang penuh antusiasme. Acara yang dihadiri oleh Presiden FIFA Gianni Infantino beserta 211 delegasi negara anggota ini menjadi momen penting dalam menentukan arah perkembangan sepak bola dunia.
Indonesia turut berpartisipasi aktif dengan mengirimkan tiga perwakilan PSSI: Anggota Komite Eksekutif Muhammad, Vivin Sungkono Cahyani, dan Sekjen Yunus Nusi. Kehadiran mereka menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung tata kelola sepak bola global yang lebih baik.
Infantino, dalam pidato utamanya, menyampaikan laporan tahunan sekaligus menekankan pentingnya solidaritas antarnegara. Tujuannya tentu untuk menjaga sepak bola sebagai olahraga yang inklusif dan bebas diskriminasi.
Agenda Utama Kongres
Kongres kali ini tidak hanya membahas pemilihan komite-komite penting seperti Komite Disiplin, Etik, dan Banding, tetapi juga menjadi ajang diskusi serius tentang masa depan sepak bola internasional.
Salah satu topik panas yang dibahas adalah komitmen FIFA melawan rasisme. Infantino menegaskan bahwa diskriminasi tidak memiliki tempat dalam sepak bola, seraya mendorong inisiatif global untuk memperkuat persatuan.
BACA JUGA: HIGHLIGHT LA LIGA 2024/25 GW-36 ESPANYOL VS BARCELONA
Pembahasan tentang Piala Dunia Antarklub 2025 juga menarik perhatian. Format baru kompetisi ini tidak hanya menawarkan persaingan elit antar klub terbaik dunia, tetapi juga menjadi sarana redistribusi pendapatan untuk mendukung perkembangan sepak bola di berbagai negara.
Sementara itu, dukungan terhadap sepak bola wanita terus digaungkan. Persiapan Piala Dunia Wanita 2027 di Brasil berjalan lancar, sementara proses bidding untuk edisi 2031 dan 2035 sudah mulai dibuka.
Masa Depan Sepak Bola Global
Kesiapan Piala Dunia 2030 yang akan digelar di tiga benua (Maroko, Portugal, Spanyol, plus tiga pertandingan perayaan di Amerika Selatan) menjadi sorotan utama. Sementara Arab Saudi dipastikan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, menandai babak baru sepak bola di Timur Tengah.
Program “Football for Schools” kembali ditekankan sebagai fondasi pengembangan sepak bola dari akar rumput. FIFA juga berkomitmen memperkuat tata kelola internal dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Isu kemanusiaan turut menjadi perhatian, terutama situasi di Palestina yang dibahas dalam kerangka solidaritas. Selain itu, perkembangan teknologi dan pembaruan regulasi juga menjadi agenda penting untuk menyesuaikan sepak bola dengan dinamika zaman.
Kongres FIFA 2025 di Asuncion bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan momentum bersejarah di mana seluruh pemangku kepentingan sepak bola global bersatu untuk membangun masa depan olahraga ini yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.