Pekan lalu, Arsenal menelan kekalahan tipis 0-1 dari Paris Saint-Germain pada leg pertama babak semi-final Liga Champions. Meski kini PSG memiliki keuntungan bermain di hadapan pendukung sendiri pada leg kedua, pandangan menarik justru datang dari mantan arsitek Arsenal, Arsene Wenger.
Ia meyakini bahwa bagi skuad Mikel Arteta, situasi tertinggal justru menyederhanakan mentalitas tim. Mereka harus bertandang ke Paris dan tampil habis-habisan demi meraih kemenangan. Sebaliknya, Wenger menilai PSG dihadapkan pada dilema psikologis yang lebih rumit.
“Yang menarik di Liga Champions, dengan format kandang dan tandang, adalah setiap tim harus menyelesaikan masalah mental sebelum leg kedua dimulai,” ujarnya kepada beIN SPORTS.
BACA JUGA: Muhammad Ridwan: Pahlawan Dadakan yang Selalu Siap Menghadirkan Kejutan
“Mereka harus pergi dan bermain untuk menang. Masalah mental bagi PSG adalah: apakah kami bermain untuk memenangkan pertandingan ini atau bermain untuk mengamankan keunggulan”
“Selain itu, mengetahui bahwa tidak semua orang akan sepenuhnya sejalan dengan Anda. Karena jika mereka memutuskan untuk mengamankan keunggulan mereka, itu sedikit bertentangan dengan DNA tim. Jadi Luis Enrique sudah keluar dan mengatakan mereka memiliki pertandingan lain untuk dimenangkan dan saya percaya, dengan final dalam pikiran dan Anda bermain di kandang, akan sangat sulit untuk bermain pasif.”
Laga semi-final ini memiliki arti krusial bagi kedua tim. Baik Arsenal maupun PSG sama-sama belum pernah mencicipi manisnya gelar Liga Champions. Arsenal sendiri menunjukkan mentalitas baja saat menyingkirkan juara bertahan Real Madrid di babak sebelumnya melalui kemenangan tandang.
Namun, menaklukkan PSG di Paris diyakini akan menjadi ujian yang jauh lebih berat bagi Meriam London. Pertarungan di Parc des Princes nanti malam diprediksi akan menjadi panggung adu taktik dan mental yang sengit demi satu tiket ke partai puncak.
