Selama bertahun-tahun, nama Harry Kane selalu dikaitkan dengan satu pertanyaan: kapan ia akan memenangkan trofi? Kritik itu terus membayangi kariernya, meski ia telah menjadi salah satu penyerang terbaik di dunia. Namun, musim ini, akhirnya, sang kapten Inggris bisa membungkam semua keraguan.
“Banyak orang yang, sepanjang karier saya, hanya membicarakan fakta bahwa saya belum memenangkan gelar,” ujar Kane beberapa waktu lalu, saat Bayern Munich bersiap merengkuh gelar Bundesliga. “Akan lebih baik jika beberapa dari mereka bisa dibungkam.”
Ironisnya, momen bersejarah itu hampir ia lewatkan dari tribun. Kane mendapat hukuman larangan bermain melawan RB Leipzig setelah mengumpulkan kartu kuning kelimanya musim ini.
“Ini semacam kisah saya bahwa saya akan melewatkan pertandingan Leipzig,” katanya. “Tapi jangan khawatir, saya akan merayakannya lebih dari siapa pun.”
Hari penentuan itu sempat tertunda. Bayern unggul lebih dulu, tapi Leipzig menyamakan kedudukan di menit akhir. Namun, sehari kemudian, Bayer Leverkusen hanya bermain imbang melawan Freiburg, memastikan gelar juara untuk Bayern—dan akhirnya, trofi pertama bagi Kane.
“Saya gembira untuknya karena dia sangat pantas mendapatkannya,” kata Jurgen Klinsmann, legenda Bayern dan Tottenham. “Ia telah membuktikannya selama 10 tahun terakhir. Angka-angkanya benar-benar gila dan ia akan melakukannya selama beberapa tahun lagi karena ia masih dalam kondisi prima, ia bugar, ia bersemangat. Saya sangat senang untuknya. Saya suka sekali melihatnya.”
BACA JUGA: Manchester United Makin Kacau, Kini Kalah dari Brentford
TAK MUDAH
Perjalanan Kane menuju trofi pertama tak pernah mudah. Di masa mudanya, ia bahkan tidak dianggap sebagai bakat teratas di akademi Tottenham. Setelah melewati masa peminjaman yang keras di klub-klub kecil, ia akhirnya menjadi legenda Spurs—pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub dengan 280 gol. Namun, trofi selalu menghilang: final Liga Champions yang kalah, runner-up Piala Liga, dan persaingan gelar Premier League yang selalu gagal di menit akhir.
Nasib serupa ia alami bersama Timnas Inggris—runner-up Euro 2020 dan semifinalis Piala Dunia 2018. Ketika ia memutuskan hengkang ke Bayern musim lalu, banyak yang mengira trofi akan datang dengan mudah. Nyatanya, musim pertamanya di Munich diwarnai kegagalan: kalah di Piala Super Jerman, tersingkir dari Piala DFB oleh tim divisi tiga, dan finis di posisi ketiga Bundesliga.
“Orang-orang membuat lelucon buruk tentang dia,” ujar Taufig Khalil, komentator ARD Radio. “Bayern Munich memenangkan kejuaraan Jerman 11 tahun berturut-turut, Harry Kane datang dengan harga 100 juta lebih dan pada musim berikutnya Bayern Munich tidak memenangkan satu pun trofi!”
Tapi kini, semua lelucon itu berakhir. Harry Kane akhirnya bisa menambahkan gelar juara di lemari trofinya—sebuah pencapaian yang lama dinanti dan sangat pantas ia dapatkan.