Lamine Yamal berhasil mencuri perhatian panggung sepakbola dunia selama beberapa tahun terakhir lewat aksi-aksi memukaunya bersama Barcelona dan Spanyol.
Musim ini menjadi panggung bagi ledakan talenta Yamal. Gelontoran 14 gol dan 22 assist di seluruh kompetisi bukan sekadar angka statistik, melainkan representasi kontribusi vitalnya dalam membangkitkan kembali mimpi indah Barcelona. Akhir pekan ini, ujian sesungguhnya menanti. Final Copa del Rey melawan seteru abadi, Real Madrid, menjadi medan pembuktian pertama dari tiga piala yang diincar.
Dengan dukungan dan sorotan yang begitu besar tertuju padanya, ia mengaku terkejut dan merasa bahwa mimpinya menjadi kenyataan.
“Ini luar biasa,” tuturnya dengan mata berbinar. “Dulu, saya mengenakan jersey Neymar, jersey Messi, semua pemain hebat itu. Sekarang, melihat anak-anak mengenakan kaos saya, itu berarti saya adalah inspirasi bagi mereka, setidaknya dalam dunia sepakbola,” ucap Yamal dalam acara Powerade bertajuk “The 304” mengutip dari ESPN.
“Ini adalah sesuatu yang tak pernah saya bayangkan akan terjadi secepat ini. Melihat anak-anak berusia 13 tahun mengenakan jersey seorang anak yang hanya empat tahun lebih tua dari mereka. Sungguh menakjubkan. Ibu saya selalu mengingatkan saya untuk merenungkan betapa berartinya hal ini; bahwa tidak semua orang bisa mengalami hal seperti ini, pergi ke suatu tempat dan melihat seorang anak mengenakan jersey Anda. Ini membuat saya sangat bahagia dan menjadi salah satu hal yang paling saya sukai.”
BACA JUGA:Â Jadwal Sepakbola Pekan Ini: Liga Primer, La Liga, Bundesliga, Serie A!
DUKUNGAN ORANG TUA
Yamal menjelma menjadi pilar penting dalam keberhasilan Spanyol merengkuh trofi Euro 2024. Deretan penghargaan individu pun menghiasi lemari prestasinya. Pekan lalu, namanya kembali harum setelah dinobatkan sebagai Breakthrough of the Year di Laureus World Sports Awards 2025, melengkapi koleksi trofi bergengsi seperti Trofi Kopa dan penghargaan Golden Boy.
Di balik gemilangnya karier, Yamal tak pernah melupakan akar dan sosok yang berjasa dalam hidupnya. “Orang tua saya adalah panutan saya dalam segala hal,” imbuhnya dengan nada penuh hormat. “Semua orang selalu mengatakan bahwa saya mewarisi sedikit sifat ibu saya dan sedikit karakter ayah saya. Saya rasa di lapangan, saya banyak belajar dari ayah saya, dan di luar lapangan, saya belajar dari ibu saya.”
“Mereka adalah dua orang yang membesarkan saya dan mengajarkan saya segalanya. Mereka telah berjuang untuk saya. Kasih sayang yang ayah saya berikan kepada saya tak terhingga nilainya. Berkat beliaulah saya belajar arti cinta untuk keluarga, karena beliau adalah orang yang melimpahkan banyak cinta kepada orang lain. Jadi, saya percaya bahwa semua yang saya miliki dan yang akan saya miliki adalah berkat mereka. Saya selalu mengatakan bahwa saya tak akan pernah bisa membalas budi mereka sepenuhnya, tetapi saya akan terus berusaha.”