Pratinjau Chelsea vs Liverpool: Duel Memanfaatkan Celah

Oleh peserta Liga Pundit: Muhammad Andi Yudha (@andiyudha)

London Barat sebagai markas dari tim Chelsea digambarkan sebagai sebuah daerah mewah. Memiliki batas dengan Sungai Thames di bagian selatan dan memiliki Pelabuhan. Area mewah yang menggambarkan kemakmuran akan didatangi sebuah tim dari kota Pekerja, Liverpool. Pada pekan keenam Liga Inggris (EPL), Chelsea, sebagai tuan rumah akan menghadapi Liverpool. Pada pertandingan terakhir di Stamford Bridge, Chelsea dapat mengalahkan Liverpool dengan skor 3-1.

Sumber: https://www.fotmob.com/en-GB/matches/chelsea-vs-liverpool/2f3vr7#4813439:tab=h2h

Liverpool masih memiliki rekor delapan kemenangan terhadap Chelsea di Stamford Bridge. Sejak tahun 2022, Chelsea dapat menahan empat kali menahan imbang Liverpool dan satu kali kalah. Akan tetapi, pada musim ini Liverpool adalah salah satu tim yang dapat melampaui ekspektasi gol (xG), di bawah Tottenham Hotspur. Sehingga ini akan menjadi sebuah ancaman bagi Chelsea dimana lini belakang masih menjadi titik lemah.

Sumber: https://www.nytimes.com/athletic/6679514/2025/10/02/the-alternative-premier-league-table-expected-goals/?campaign=15152031&source=athletic_targeted_email&userId=10676407

Bila melihat dari realitas dan ekspektasi terhadap posisi di klasemen hinga pekan kelima, terlihat bahwa Chelsea masih under-performing dan Liverpool jadi tim dengan over-performance terbaik. Pertandingan ini akan menjadi menarik untuk melihat siapa yang dapat melihat kelemahan dari lawan.

BACA JUGA: Emil Audero Cedera, Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert Panggil Nadeo Argawinata & Reza Arya

Sumber: https://x.com/FPLfrasier/status/1973704091948949785

Chelsea: Melawan Anomali

Dari tiga pertandingan terakhir Chelsea selalu mendapatkan kartu merah pada pemainnya, kecuali saat di Piala Liga. Menjadi sebuah anomali atau kebetulan bagi sebuah tim. Akan tetapi, kartu merah tersebut dapat menjadi gambaran bagaimana tim ini cukup gagap saat mendapatkan intensitas tekanan tinggi saat bermain.

Sumber: https://x.com/DataAnalyticEPL/status/1971470516931395886

Secara strategi permainan, Chelsea menjadi tim dengan tingkat umpan tinggi sebelum melepaskan tembakan ke arah lawan. Pola permainan yang menuntut pemain untuk menahan waktu untuk lebih cepat mengirimkan umpan ke daerah lawan. Dengan cara ini membuat lawan bergerak mendekati pemain Chelsea sehingga dapat menciptakan celah yang dapat dimanfaatkan.

Sumber: https://x.com/Jon_Mackenzie/status/1972246381374099877

Sejak musim EPL di tahun 2024-2025 terlihat bahwa Enzo Maresca membuat tempo umpan Chelsea lebih lambat. Akan tetapi, dengan profil pemain saat ini dan ketidak tenangan saat menghadapi tekanan lawan. Strategi ini menjadi bumerang bagi Chelsea, apalagi ketiadaan Liam Delap sebagai penyerang utama dikarenakan cedera.

Sumber: https://x.com/fahdahmed987/status/1973105163289145468

Pada pertandingan melawan Benfica, saat menguasai bola strategi Chelsea adalah 2-3-5 dengan tujuan untuk memenuhi ruang di half-space. Kemudian dengan memiliki sayap ekplosif di Alejandro Garnacho dan Pedro Neto, strategi mampu membuat kerepotan Benfica dan bahkan menciptakan gol dari bunuh diri Richard Rios. Pendekatan ini akan dapat digunakan kembali saat melawan Liverpool. Apalagi kondisi sebagai tuan rumah akan menambah daya juang skuad Chelsea.

Liverpool: Arne 2.0

Dua kekalahan beruntun di EPL dan Liga Champions menjadi sebuah sejarah baru bagi Arne Slot di Liverpool. Apalagi dengan kehilangan Alisson Becker dan Hugo Ekitike akan menjadi pembuktian Arne di musim kedua di Liverpool.

Sumber: https://x.com/DataAnalyticEPL/status/1971468366306316704

Liverpool masih mempertahankan pola permainan umpan langsung cepat dengan mengandalkan penyerang cepat di sayap dan sentral. Akan tetapi dengan kepergian Luis Diaz, penyerang sayap kiri menjadi tidak eksplosif seperti musim sebelumnya. Serta perubahan komposisi lini tengah dengan adanya Florian Wirtz membuat kombinasi belum optimal.

Sumber: https://x.com/FathalliMo/status/1973147372306964541

Pada pertandingan melawan Galatasaray terlihat bahwa saat kondisi tidak memegang bola. Ada ruang tercipta di antara lini tengah yang membuat pemain Galatasaray dapat memanfaatkan celah tersebut. Ditambah dengan tidak adanya intensitas yang diberikan pemain Liverpool. Kondisi ini tidak menggambarkan bagaimana Liverpool bermain dalam lima tahun terakhir. Mental monster yang selalu menjadi jargon dan ditampilkan secara optimal di pertandingan seakan pudar di musim ini.

Pada lini belakang dengan kegagalan pembelian Marc Guehi menjadi sebuah indikasi bahwa Arne Slot melihat bahwa lini belakang perlu pembenahan. Ibrahima Konate terlihat terjadi regresi permainan. Terlihat bagaimana ketika dapat unggul 2-0 kemudian dapat dikejar oleh lawan menjadi bukti kerentanan Liverpool terhadap serangan balik dan set pieces.

Sumber: https://www.nytimes.com/athletic/6679764/2025/10/02/florian-wirtz-stats-form-liverpool/

Florian Wirtz pada musim perdana di EPL terlihat perlu adaptasi terhadap fisikal dari pola permainan di Inggris. Dari peta umpan Wirtz musim ini terlihat tidak banyak umpan berkualitas yang dapat dihasilkan. Dari 17 umpan tercipta hanya memiliki eskpektasi umpan (xA) sebesar 1.4, cukup rendah untuk pemain dengan posisi nomor 10. Musim lalu peran ini diberikan kepada  Dominik Szoboszlai yang menjadi titik pertama dilakukannya tekanan kepada lawan. Akan tetapi musim ini peran dan strategi permainan Liverpool berubah.

Sumber: https://www.nytimes.com/athletic/6679764/2025/10/02/florian-wirtz-stats-form-liverpool/

Wirtz di Liverpool banyak bergerak untuk mencari ruang dan sepertinya perlu adaptasi dengan rekan setim. Kemampuan terbaiknya muncul saat ada ruang terbuka. Sesuatu yang sangat mahal dan jarang terjadi di EPL karena memiliki intensitas tinggi. Perlu waktu untuk dapat mengoptimalkan kemampuan Wirtz ini. Tetapi untuk dapat menjadi juara kembali, waktu juga menjadi musuh bagi Liverpool-nya Arne.

Harus Tanpa Cela

Pertandingan ini akan menjadi sebuah kesempatan untuk saling memenfaatkan celah kelemahan. Chelsea dapat memanfaatkan celah pada sisi sayap Liverpool. Milos Kerkez memiliki kelemahan saat sering terlambat kembali dan pemosisian badan saat menerima bola.

Sumber: https://x.com/FathalliMo/status/1973172168424038697

Dengan menempatkan Garnacho pada sisi ini dapat menciptakan sebuah chaos sehingga dapat menciptakan sebuah peluang. Berdasarkan peta panas tendangan, secara data Chelsea dapat memanfaatkan kondisi tendangan bebas. Kondisi Liverpool tanpa Alisson Becker akan jadi peluang Chelsea.

Sumber: https://www.nytimes.com/athletic/6679514/2025/10/02/the-alternative-premier-league-table-expected-goals/

Liverpool tanpa Ekitike pada pertandingan ini. Akan tetapi dengan adanya Alexander Isak, lini serang masih akan menakutkan bagi lawan. Apalagi lini pertahanan Chelsea masih rapuh dan kagok terhadap intensitas tekanan. Dengan memanfaatkan kreatifitas Wirtz untuk memberikan umpan dan intensitas tekanan sejak awal. Liverpool dapat menciptakan peluang untuk dapat menang pada pertandingan ini. Dari peta tendangan terlihat sisi sayap Liverpool masih sangat tinggi. Salah dan Gakpo akan tetap menjadi tumpuan untuk menciptakan gol dan umpan.

Prediksi pada pertandingan ini akan dilihat sebuah pertandingan yang menarik. Kedua tim akan saling meyerang serta kita akan disuguhkan sebuah komedi pada lini belakang tiap tim. Liverpool masih tetap unggul pada pertandingan ini dengan skor 1-2.

Sumber: https://www.nytimes.com/athletic/6679514/2025/10/02/the-alternative-premier-league-table-expected-goals/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru