Ruben Amorim kembali jadi sorotan setelah gagal membawa Manchester United bangkit dari keterpurukan. Pelatih asal Portugal itu bahkan disebut mulai mengulang jejak Erik ten Hag, manajer sebelumnya yang didepak dari Old Trafford.
Amorim resmi duduk di kursi pelatih MU pada November 2024, menggantikan Ten Hag yang diberhentikan usai serangkaian hasil buruk. Namun, kehadirannya sejauh ini belum memberikan perubahan berarti bagi Setan Merah.
Musim lalu, United hanya mampu finis di peringkat ke-15 Premier League 2024/2025. Catatan tersebut menjadi salah satu hasil terburuk sepanjang sejarah klub.
Kondisi itu membuat pendukung MU semakin kehilangan kesabaran, terlebih setelah awal musim ini juga tidak berjalan sesuai harapan.
Dalam tiga laga pembuka Premier League musim 2025/2026, Bruno Fernandes dan rekan-rekannya baru meraih satu kemenangan. Mereka juga harus angkat koper lebih cepat dari Carabao Cup setelah tersingkir di babak kedua.
Baca Juga: Ruben Amorin Tak Mau MU Sekadar Finalis Europa League
Situasi ini memunculkan kritik dari sejumlah pihak, termasuk mantan bek Chelsea dan Arsenal, William Gallas. Ia menilai kepemimpinan Amorim di MU mulai terlihat sama saja dengan era Ten Hag.
“Sekarang Amorim terlihat seperti Ten Hag lagi. Pada titik ini semua kembali soal hasil, dan mereka kalah dari Grimsby. Itu mengejutkan, hasil yang buruk. Klub sebesar Manchester United tidak boleh kalah di lapangan, dan juga tidak boleh kalah di luar lapangan,” kata Gallas dikutip dari Express.
Menurut Gallas, masalah MU saat ini serupa dengan klub papan tengah. Terkadang mereka mampu tampil kompetitif melawan tim besar, tapi di sisi lain mudah kehilangan konsistensi.
“United sekarang punya masalah yang sama dengan tim papan tengah. Kadang pemain mereka bisa tampil luar biasa melawan tim besar, tapi kemudian hilang arah. Mereka juga membeli pemain yang terlihat bagus di klub lain, namun saat harus menghadapi tekanan di United, performa mereka justru hancur,” ujarnya.
Gallas menambahkan, bukan hanya para pemain yang terbebani, Amorim sendiri juga mungkin sudah mulai merasakan besarnya tekanan sebagai manajer MU.
“Mungkin Amorim juga merasakan tekanan itu terlalu besar. Tidak mudah menangani klub seperti Manchester United dengan ekspektasi setinggi ini,” kata Gallas.