Mohamed Salah, dari Lapangan Tandus Hingga Menjadi Ikon Global

Di sebuah pusat pemuda di Nagrig, tiga jam perjalanan dari Kairo, seorang pelatih muda Mohamed Salah berdiri di depan gerbang hijau tua yang baru diresmikan. Matanya berkaca-kaca saat mengenang, “Setiap kali saya masuk ke sini, saya selalu teringat bagaimana dia dulu bergerak dan bagaimana dia mengontrol bola. Rasanya berbeda.”

Inilah tempat di mana mimpi besar seorang bocah bernama Mohamed Salah dimulai. Kini, dia telah menjelma menjadi salah satu penyerang paling mematikan di dunia, pemain kunci yang membawa Liverpool meraih gelar Premier League.

Di jalanan berdebu Nagrig, Salah kecil yang baru berusia tujuh tahun kerap terlihat menggiring bola bersama teman-temannya. Saat itu, dia berkhayal menjadi Ronaldo si Fenomena Brasil, Zinedine Zidane sang maestro Prancis, atau Francesco Totti legenda Italia.

Ghamry Abd El-Hamid El-Saadany, salah satu pelatih pertamanya, mengenang dengan bangga sambil menunjuk lapangan sintetis yang kini menyandang nama Salah, “Mohamed memang bertubuh kecil dibandingkan rekan-rekan setimnya, tapi dia mampu melakukan hal-hal yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh anak-anak yang lebih tua. Tembakannya sangat kuat, dan jelas terlihat bahwa ia memiliki tekad dan dorongan.”

BACA JUGA: Manchester United Dapat Lawan Ringan di Carabao Cup

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru